Selasa, 04 November 2014

PERAN STRATEGIS MENDUKUNG SISTEM INFORMASI MATERIAL DAN PERALATAN SERTA PASAR KONSTRUKSI




PERAN STRATEGIS MENDUKUNG
SISTEM INFORMASI MATERIAL DAN PERALATAN
SERTA PASAR KONSTRUKSI
BALAI SUMBER DAYA INVESTASI  
PUSAT PEMBINAAN SUMBER DAYA INVESTASI,
BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI,KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
 

1.   PENDAHULUAN

      
Turun  naiknya perkembangan sektor konstruksi dipengaruhi oleh iklim ekonomi, dan sebaliknya kondisi ekonomi nasional juga sedikit banyak ditentukan oleh seberapa besar  sektor konstruksi  terhadap pertumbuhan sektor-sektor lainnya.
Sebagaimana halnya dengan yang terjadi di banyak negara, sektor ini memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi pertumbuhan di sektor-sektor sosial dan ekonomi lainnya. Perkembangan sektor konstruksi, khususnya dalam pembangunan infrastruktur, mendukung terciptanya sarana dan prasarana sosial dan ekonomi yang lebih baik bagi masyarakat. Pembangunan infrastruktur memungkinkan peningkatan mobilitas masyarakat dan niaga, prasarana sanitasi, kesehatan dan pendidikan serta fungsi-fungsi sosial lainnya juga menjadi lebih baik.

Sektor konstruksi Indonesia sendiri telah tumbuh sejak awal tahun 1970-an. Data Badan Pusat Statistik menunjukan bahwa kontribusi sektor konstruksi nasional terhadap PDB terus meningkat dari 3,9 % di tahun 1973 hingga mencapai lebih dari 8%  di tahun 1997. Seiring dengan terjadinya krisis ekonomi, sejak tahun 1998 pertumbuhan di semua sektor  mengalami penurunan yang sangat tajam, tak terkecuali sektor konstruksi yang kontribusinya terhadap PDB merosot  hingga menjadi sekitar 6 % di tahun 2002. Selanjutnya, sejak tahun 2003 sektor ini kembali menunjukkan  kecenderungan membaik, yang ditandai dengan kontribusi terhadap terhadap PDB sebesar 6,35 % di tahun 2005. Sebagai salah satu sektor penting, pertumbuhan industri konstruksi nasional ini tentunya merupakan peluang emas bagi para pelaku jasa konstruksi nasional untuk lebih berkarya dan berpartisipasi dalam pembangunan nasional.

Namun demikian pertumbuhan ini bukan tanpa tantangan. Perkembangan teknologi dan tuntutan masyarakat yang semakin tinggi terhadap produk-produk konstruksi, sekali lagi menjadi peluang sekaligus tantangan yang harus dihadapi oleh pelaku di industri konstruksi. Disisi lain pemberlakuan kesepakatan pasar terbuka memungkinkan masuknya pesaing asing ke dalam sektor konstruksi nasional.
Melalui kesepakatan GATT, AFTA, ACFTA, APEC, IJ-EPA, AANZFTA, AKFTA, BIMPEAGA, IMT-GT, dan AIFTA perusahaan-perusahaan konstruksi dapat berkompetisi dalam merebut pangsa konstruksi nasional, yang bila tidak disikapi dengan tepat akan mengancam keberadaan perusahaan-perusahaan konstruksi nasional. Salah satu untuk menjaga meningkatkan daya saing dengan mempromosikan inovasi dalam industri konstruksi nasional dan meningkatkan kinerja sumber daya manusia, kinerja operasional, kinerja pemasaran, kinerja perencanaan dan pengembangan, serta meningkatkan kinerja keuangan.


2.  Protet  Permasalahan Jasa Konstruksi di Indonesia

Indonesia yang merupakan salah satu negara berkembang, juga mengalami beberapa permasalahan-permasalahan industri jasa konstruksi antara lain :

a.        Buruknya sikap mental dan perilaku oknum. Fenomena lainnya yang menjadi penyebab berbagai permasalahan di sektor konstruksi dan investasi di Indonesia adalah adanya korupsi, kolusi dan nepotisme, monopoli dan praktek persaingan usaha yang tidak sehat, yang merupakan akibat dari bobroknya moral dan sikap mental (attitude) dan buruknya perilaku oknum. Hal-hal seperti itu dapat mengganggu perusahaan jasa konstuksi dalam mendapatkan proyek.
b.        Kurangnya daya saing dengan kontraktor asing akibat keterbatasan dana dan teknologi. Fasilitas jaminan bank kontraktor indonesia masih sering ditolak oleh pemilik proyek diluar negeri, hal ini menyebabkan kontraktor nasional masih sangat kesulitan untuk bersaing dengan kontraktor asing yang mampu memperoleh finansial dengan bunga yang rendah di negaranya. Sementara itu, akibat keterbatasan kemampuan pemerintah maupun swasta untuk membiayai pembangunan proyek-proyeknya dengan anggaran dalam negeri, telah menyebabkan hampir semua proyek-proyek besar milik pemerintah maupun swasta dibiayai oleh dana pinjaman luar negeri. Dengan menggunakan alasan bahwa kontraktor nasional belum berpengalaman dan berkemampuan dalam teknologinya, investor asing cenderung membawa kontraktor dari negaranya. Akibatnya secara langsung kontraktor-kontraktor asing masuk bersama dengan datangnya pinjaman luar negeri.
c.        Minimnya pengalaman terjun ke luar negeri, sehingga bisa dikatakan bahwa “lapangan” di manca negara itu masih asing bagi kontraktor nasional. Namun kelemahan ini bisa diatasi dengan beberapa cara, misalnya dengan menjalin kerja sama kemitraan dengan perusahaan kontaktor asing, memperbaiki profesionalitas dan manajemen usaha, serta terus menerus mempelajari karakteristik bisnis konstruksi di berbagai negara.
d.        Kesadaran masyarakat akan manfaat dan pentingnya peran jasa konstruksi bagi kepentingannya masih perlu ditumbuh kembangkan.


3.  PERAN INDEKS KONSTRUKSI DALAM PEMBANGUNAN

Indeks konstruksi sangat berperan strategis dalam pembangunan nasional khususnya sektor konstruksi, untuk memberikan gambaran pencapaian kinerja sektor konstruksi baik tingkat makro, meso dan mikro terhadap pertumbuhan ekonomi baik di suatu daerah maupun di tingkat nasional. Dengan mengetahui kinerja sektor ekonomi, serta peran dan kontribusi sektor konstruksi terhadap perekonomian nasional maka pembinaan kepada pelaku jasa konstruksi dapat diberikan secara efektif dan efisien, karena dapat diketahui akar penyebab yang mempengaruhi mengapa peran dan kontribusi sektor konstruksi terhadap perekonmian nasional tidak maksimal, begitu juga peran dan kontribusi sektor konstruksi terhadap perekonomian daerah, dimana dapat dievaluasi kinerja-kinerja terdahulu sebelumya, dan di temukan penyebab-penyebabnya, sehingga untuk kedepannya dapat direkomendasikan tidakan pencegahan dan tindakan perbaikan.

Indikator penentu indeks konstruksi nasional, dapat diukur dari 3 indikator indeks yaitu :

a.        Indeks Mikro
Indeks mikro adalah indeks yang menggambarkan kinerja proyek-proyek konstruksi yang diukur dari profit perusahaan, dimana indeks ini dipengaruhi oleh :

1.    Profit Proyek
Membentuk dan meningkatkan kemampuan mendapatkan laba (profitability) dalam suatu perusahaan tergantung apakah produk pekerjaan yang dihasilkan lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya. Untuk  meraih profit, perusahaan konstruksi harus fokus pada variabel-variabel kunci dalam suatu proyek yaitu : kualitas, kepuasan pelanggan, biaya, jadual, keselamatan dan kesehatan kerja, serta dampak lingkungan. Titik penentu tinggi rendahnya profit perusahaan adalah naik turunnya tingkat suku bunga. Tinggi rendahnya profit perusahaan dapat diukur, antara lain dari ROI (return on investment) perusahaan yaitu perbandingan antara pendapatan dengan investasi/pengeluaran.

2.    Waktu Konstruksi.
Waktu merupakan salah satu tolok ukur utama dari harapan pengguna jasa (customer expectation), disamping biaya dan mutu. Berdasarkan sifat proyek yang terbatas waktunya, maka diperlukan manajemen waktu yang baik. Kurang baiknya penjadualan dan pengelolaan waktu juga mempengaruhi biaya, kualitas, dan kepuasan pelanggan.


3.   Mutu Konstruksi.
Mutu adalah pemenuhan atas persyaratan spesifikasi yang telah ditetapkan.

4.   Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Dalam proyek konstruksi diperlukan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yaitu proses yang dibutuhkan untuk mengelola dan memastikan bahwa aktivitas proyek konstruksi telah ditangani dengan benar.

5.   Lingkungan.
Manajemen lingkungan dalam proyek konstruksi merupakan proses yang dibuat untuk memastikan bahwa dampak yang diakibatkan oleh konstruksi yang sedang berjalan tidak mengganggu lingkungan sekitarnya.

b.        Indeks Meso
Indeks meso yaitu indeks yang menggambarkan kinerja perusahaan jasa kontruksi, yang diukur dari pertumbuhan sektor konstruksi, dimana indeks ini dipengaruhi oleh :


  1.   Profit Perusahaan
Profitability assessment  yang digunakan manajemen perusahaan untuk mengevaluasi kinerja adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba.

2.   Pertumbuhan
Pertumbuhan bisa dicapai apabila ada laba yang memadai dan diperoleh secara berkesinambungan dalam jangka waktu panjang.

3.   Sustainability
Sustainability  konstruksi adalah menciptakan lingkungan yang sehat dengan menggunakan sumber daya yang efisien, dan menggunakan prinsip-prinsip yang berdasarkan ekologi

4.   Daya Saing
Faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan yang sehat dan berdaya saing tinggi, antara lain : sumber daya manusia, sistem operasional, pemasaran, perencanaan dan pengembangan, serta faktor keuangan.

5.   Produktivitas
Dalam perusahaan jasa konstruksi, produktifitas dapat dilihat dari sumber daya manusianya (tenaga kerja), semakin tinggi produktivitas tenaga kerjanya, maka akan semakin tinggi juga kinerja perusahaan, dan akan meningkatkan daya saing perusahaan dan profit perusahaan.


c.        Indeks Makro
Indeks makro yaitu  indeks yang menggambarkan gross domestic product (GDP) yang digerakkan oleh sektor konstruksi, antata lain : pertumbuhan sektor konstruksi, pertumbuhan tenaga kerja, dan nilai konstruksi.

PENGEMBANGAN INDIKATOR KINERJA SUPPLY CHAIN PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG
Industri konstruksi dianggap sebagai industri yang memiliki tingkat "fragmentasi" tinggi. Meningkatnya biaya pelaksanaan, keterlambatan, konflik dan perselisihan, merupakan contoh permasalahan yang berawal dari fragmentasi, hingga industri konstruksi dikenal sebagai industri yang tidak efisien (Tucker et al., 2001). Untuk itu perlu adanya suatu solusi, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah penerapan konsep konstruksi ramping (lean construction), khususnya dalam pengelolaan rantai pasok (SCM) di suatu proyek konstruksi. Studi mengenai hal ini di Indonesia baru memasuki tahap awal. Perlu ada tindaklanjut dengan studi-studi yang mengarah pada metoda pengelolaan supply chain konstruksi yang efektif dan efisien. Diperlukan suatu alat bantu sebagai media di dalam melakukan penilaian terhadap efektifitas dan efisiensi jaringan supply chain proyek konstruksi berupa indikator yang akan dijadikan sebagai acuan untuk menilai kinerja terkait efektifitas dan efisiensi dari jaringan supply chain pada proyek konstruksi khususnya bangunan gedung. Melalui penelitian ini alat bantu berupa indikator tersebut kemudian akan dikembangkan, dimana pengembangannya akan didasarkan terhadap penerapan tiga aspek utama dari konstruksi ramping, yaitu "conversion", "flow" dan "value" Sebagai hasil telah berhasil dikambangkan 10 (sepuluh) indikator penilaian kinerja supply chain pada proyek konstruksi bangunan gedung sebagai hasil kompilasi antara telaah terhadap kajian literatur dan kajian terhadap 10 (sepuluh)   jenis data yang tipikal dimiliki oleh kontraktor-kontraktor besar proyek konstruksi (khususnya bangunan gedung), yang terkait dengan aliran material/jasa, uang dan informasi yang dapat mendukung terhadap kelancaran produksi dan koordinasi yang baik antar pihak yang terlibat di suatu jaringan supply chain, yang berhasil diidentifikasi dari hasil survey. Set indikator yang telah dikembangkan selanjutnya diterapkan pada satu proyek studi kasus, sebagai hasil diperoleh beberapa temuan penting bahwa di dalam pengembangannya, 10 (sepuluh) indikator yang ada seharusnya dilakukan terhadap keseluruhan waktu siklus proyek, karena dengan demikian kinerja dari awal hingga akhir proyek bisa terukur dengan baik sehingga dapat di-rumuskan umpan balik yang perlu diberikan agar kinerja proyek dapat terus ditingkatkan untuk menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang. Pengembangan rumus yang ada juga masih kurang begitu akurat dan kurang memaksimalkan informasi yang ada dari masing-masing data yang diperoleh. Pada beberapa indikator masih bersifat terlalu kualitatif dan memerlukan adanya suatu pengelompokkan. Jika dikaitkan dengan pengaplikasian indikator kinerja supply chain, maka secara keseluruhan pihak manajemen proyek (perusahaan kontraktor) pada proyek yang menjadi studi kasus telah memiliki performa yang baik dalam hal pendokumentasian data-data yang terkait dengan aliran material/jasa, uang dan informasi yang dapat mendukung terhadap kelancaran produksi dan koordinasi yang baik antar pihak yang terlibat di suatu jaringan supply chain. Oleh karena itu penerapan 10 (sepuluh) indikator yang telah dikembangkan di proyek-proyek konstruksi bagunan secara umum juga mungkin untuk dilakukan. Tetapi hal tersebut tentunya tergantung pula dari kemampuan pihak manajemen proyek (perusahaan kontraktor) di masing-masing proyek di dalam mendokumentasikan data-data penting yang dimilikinya. Dari 10 (sepuluh) indikator yang telah dikembangkan, terdapat beberapa indikator penilaian yang pengaplikasiaannya terkadang sulit untuk dilakukan. Karena itu sebaiknya setiap jenis data telah memiliki bentuk baku (form standar) agar dukungan data terhadap kelancaran produksi dan penciptaan koordinasi yang baik antar pihak yang terlibat dalam jaringan supply chain di proyek studi kasus ini dapat memberikan manfaat yang maksimal, sehingga peningkatan efektifitas dan efisiensi jaringan supply chain dapat diperoleh.

Industri konstruksi memiliki karakteristik yang unik dan berbeda dengan industri lainnya, khususnya proyek konstruksi bangunan gedung. Kompleksitas pekerjaan menyebabkan banyak pihak dengan berbagai keahlian yang terlibat pada pelaksanaan proses produksinya dan akan membentuk supply chain yang kompleks. Kompleksitas supply chain ini memerlukan suatu manajemen pengelolaan hubungan antar mata rantai yang terlibat. Hal ini dirasa perlu karena pengelolaan supply chain dipercaya sebagai salah satu usaha yang strategis untuk meningkatkan daya saing suatu perusahaan konstruksi di tengah semakin ketatnya persaingan lokal, regional maupun global, sebagaimana layaknya industri lainnya. Suatu supply chain yang efisien dianggap dapat memberikan daya saing yang tinggi kepada perusahaan yang menjadi bagiannya selain itu desain supply chain yang buruk ditenggarai memiliki potensi meningkatkan biaya proyek hingga 10%.

Supply chain konstruksi akan memberikan konstribusi terhadap efisiensi suatu pelaksanaan proyek, sehingga suatu supply chain konstruksi memiliki potensi untuk menjadi salah satu ruang yang memungkinkan untuk dilakukannya peningkatan dalam industri konstruksi. Sebagai tahap awal dilakukan pemetaan pola supply chain konstruksi yang terdapat dalam praktek konstruksi di Indonesia, khususnya dalam proyek konstruksi bangunan gedung, dan telah teridentifikasi empat bentuk pola supply chain yang biasa ditemui dalam proyek-proyek konstruksi khususnya bangunan gedung. Langkah selanjutnya yang diperlukan adalah melakukan pengukuran terhadap kinerja dari masing-masing pola supply chain yang telah terbentuk. Pengukuran dilakukan untuk mendapatkan gambaran kinerja dari masing-masing pola supply chain proyek konstruksi bangunan gedung, terutama terhadap pengelolaan hubungan para pihak yang terlibat dalam proses produksi proyek konstruksi bangunan gedung.

Pengukuran dilakukan terhadap kinerja supply chain dari 4 (empat) proyek studi kasus terbatas untuk lingkup pekerjaan finishing arsitektur dengan lingkup waktu kajian hanya untuk kurun waktu 7 (tujuh) bulan dari waktu pelaksanaan pekerjaan di lapangan dengan menggunakan 10 (sepuluh) indikator penilaian kinerja supply chain. Berdasarkan hasil kajian terlihat bahwa terkait dengan implementasi konsep lean construction, diperoleh temuan kinerja supply chain dari masing-masing proyek dapat dikatakan baik terhadap pemahaman dan penerapan yang telah dilakukan di lapangan terhadap aspek-aspek dari konsep conversion pada tahap pelaksanaan. Terlihat telah adanya pemahaman dan penerapan konsep produksi sebagai proses conversion oleh kontraktor dalam pengelolaan proses bisnisnya. Selain itu juga terlihat telah ada usaha-usaha yang dilakukan oleh kontraktor dalam menerapkan konsep aliran (flow) dalam produksi pada pelaksanaan pekerjaan di lapangan

4.  TUGAS DAN FUNGSI  BALAI SUMBER DAYA INVESTASI

Balai Sumber Daya Investasi mempunyai tugas melaksanakan penyusunan program kerja, pelaksanaan bimbingan teknis dan pelatihan pola investasi infrastruktur serta pengumpulan dan pengolahan data sumber daya material serta peralatan konstruksi, daya saing,  pasar konstruksi domestik dan internasional, serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan Balai.
Dalam melaksanakan tugasnya, Balai Sumber Daya Investasi menyelenggarakan fungsi :

  1. Penyusunan program kerja Balai;
  2. Pengumpulan dan pengolahan data sumber daya material serta peralatan.
  3. Pelaksanaan pemeliharaan prasarana dan sarana.
  4. Pelaksanaan bimbingan teknis dan pelatihan pola investasi infrastruktur.
  5. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program
  6. Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan Balai
  7. Pelaksanaan penyusunan laporan akuntansi keuangan dan akuntansi barang milik negara; dan
  8. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai.

Balai Sumber Daya Investasi, Pusat Pembinaan Sumber Daya Investasi, BP-Konstruksi .

Visinya adalah :” Terwujudnya sistem informasi sumber daya investasi yang inovatif, akurat, dan terkini.

Misinya :
a.        Meningkatkan peran Balai Sumber Daya  Investasi dalam rangka memberdayaguna komunikasi antara pemangku peluang investasi dengan calon investor yang komprehensifitas, kredibilitas, aktualitas dan kelayakan informasi sumber daya investasi untuk memfasilitasi pengambilan keputusan.
b.        Meningkatkan pelayanan informasi di bidang sumber daya investasi dalam rangka menyelaraskan kepentingan investasi sektor konstruksi dan perlindungan jasa konstruksi Nasional.
c.        Meningkatkan pengelolaan database dan informasi di bidang sumber daya investasi dalam rangka membentuk ketertarikan, kepercayaan, harapan dan selanjutnya keputusan penanaman modal sektor konstruksi.

5. PERAN  STRATEGIS  PENGUASAAN INFORMASI MATERIAL DAN PERALATAN
Terkait dengan lingkup tugas dan fungsi Balai Sumber Daya Investasi, produk industri yang dimaksud adalah produk konstruksi berupa infrastruktur. Mengingat peran infrastruktur yang sangat strategis dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, maka setiap kebijakan peningkatan penyelenggaraan infrastruktur perlu didukung dengan pengelolaan sumber daya material dan peralatan konstruksi, agar produk konstruksi tersebut dapat lebih efisien dan efektif.
Dalam hal memaksimalkan tingkat penggunaan dan pemanfaatan material dan peralatan, perlu  dilakukan pengelolaan sedemikian rupa, sehingga penggunaan dan pemanfaatan material dan peralatan dapat lebih efektif dan efisiensi.
Untuk itu diperlukan informasi yang akurat dan terkini atas kebutuhan dan ketersediaan material dan peralatan konstruksi.
Pusat Pembinaan Sumber Daya Investasi bermaksud mengembangkan sistem informasi manajemen database secara oneline, yang akan mencakup data investasi infrastruktur, kebutuhan material dan peralatan, serta pasar konstruksi baik bidang ke-PU-an, maupun non ke-PU-an.
Dalam analisis kebutuhan material dan peralatan konstruksi suatu proyek diperlukan data : nilai paket, jenis pekerjaan, volume item pekerjaan , dan waktu pelaksanaan (jadual pelaksanaan), baik dari dana pemerintah maupun swasta, per-provinsi.

Hasil analisis material dan peralatan konstruksi dapat digunakan untuk :

a.        Memperkirakan apakah dana investasi bidang ke-PU-an, dan non ke-PU-an bisa terserap, jika dibandingkan dengan jumlah peralatan eksisting, material yang tersedia, serta jumlah perusahaan konstruksi yang berkinerja baik. Dengan demikian, ketidakseimbangan antara kebutuhan dan pemenuhannya dapat diketahui lebih dini, sehingga dapat diambil tindakan-tindakan antisipasinya.
b.        Mengantisipasi dampak perubahan makro ekonomi terhadap perubahan harga material dan peralatan konstruksi serta pengaruhnya terhadap pencapaian sasaran pembangunan.
c.        Mengetahui kondisi pasar konstruksi bidang ke-PU-an, dan non ke-PU-an serta persebarannya di seluruh Wilayah Indonesia.
d.        Mengetahui  peta kebutuhan material dan peralatan konstruksi, dalam rangka mendukung investasi infrastruktur dalam negeri.

6.   PROGRAM KERJA BALAI  SUMBER  DAYA  INVESTASI  JANGKA PENDEK

a.   Rapat Persiapan Pra-Workshop ( mendatangkan masing-masing  1 orang tenaga ahli material dan peralatan, serta tenaga ahli pemasaran bidang konstruksi, untuk mematangkan bahan workshop).
b.   Pelaksanaan Workshop database material serta peralatan dan pasar konstruksi.
c.   Mengadakan konsultan perorangan untuk tenaga ahli SIM, ahli SIG.
d.   Membuat aplikasi SIM Pusbin SDI
e.   Mengadakan analisis kebutuhan material dasar dan alat berat untuk mendukung investasi infrastruktur bidang ke-PU-an, Tahun Anggaran 2011.
f.    Melaksanakan pengumpulan data material dan peralatan serta pasar konstruksi pada 33 provinsi.
g.   Melaksanakan pengembangan satelite account sektor konstruksi.

7.    KEGIATAN PENGUMPULAN DATA MATERIAL DAN PERALATAN PADA 33 PROVINSI.
      
a.  Mendata produsen material (pabrikan), dan kapasitasnya per-bulan untuk material : - semen, baja tulangan/besi beton,  genteng, batu bata, turap baja, lembaran aluminium (untuk atap),  baja I, baja kanal, baja siku, kawat bronjong, kawat pengikat, kawat baja, pipa PVC, pipa baja, pipa besi tuang (pipa air), atap plastik gelombang dari PVC, cat besi, cat kayu, cat tembok, cat dasar meni besi, ply wood (kayu lapis), aspal minyak, aspal buton (asbuton), dan lain-lain.
b.  Mendata perusahaan jasa material olahan (produksi per-bulan) : beton, asphalt concrete, dan batu pecah (peralatan utama : concrete batching plant, asphlt mixing plant, dan stone chrusher).
c.   Mendata material alami : batu, pasir urug, pasir pasang(pasir beton), pasir batu (sirtu), tanah urug (tanah timbunan)’ dari segi kualitas konstruksi.
d.  Mendata lokasi quarry material batu, pasir urug, pasir pasang (pasir beton), pasir batu (sirtu), tanah urug (tanah timbunan) :- lokasi dan jarak dari kota provinsi, dan perkiraan kandungan volume saat ini.
e.  Mendata peralatan milik perusahaan jasa konstruksi : nama peralatan, kapasitas peralatan, dan kondisi peralatan.
f.    Mendata peralatan milik perusahaan Leasing (sewa guna usaha) :  nama peralatan, kapasitas peralatan, dan kondisi peralatan.
g.  Mendata produsen peralatan, dan kapasitas terpasang ( unit/tahun ) per-provinsi

8.   MENDATA PASAR  KONSTRUKSI PADA 33 PROVINSI.

a.  Mendata proyek dana APBN Tahun Anggaran 2011 : nilai paket, jenis pekerjaan, volume pekerjaan, waktu pelaksanaan (jadual pelaksanaan).

b.  Mendata proyek dana APBD Tahun Anggaran 2011 : nilai paket, jenis pekerjaan, volume pekerjaan, waktu pelaksanaan (jadual pelaksanaan).

c.   Mendata proyek dana SWASTA Tahun Anggaran 2011 : nilai paket, jenis pekerjaan, volume pekerjaan, waktu pelaksanaan (jadual pelaksanaan).


9.    INSTANSI / LEMBAGA TERKAIT SEBAGAI SUMBER  DATA :
-   Kantor  Bappeda Provinsi
-   Kantor Dinas PU, Bina Marga, Cipta Karya, Pengairan (Sumber Daya Air)
-   Kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Provinsi.
-   Kantor Dinas Pertambangan Provinsi.
-   Kantor Badan Pusat Statistik Provinsi.
-   Kantor Asosiasi Aspal Beton Indonesia (AABI) Provinsi.
-   Kantor Asosiasi Kontraktor Air Indonesia (AKAINDO) Provinsi
-   Kantor Asosiasi Kontraktor Bangunan Air Indonesia (AKBARINDO)
-   Kantor Asosiasi Kontraktor Gedung dan Permukiman Indonesia (AKGEPI)
-   Kantor Asosiasi Kontraktor  Indonesia (AKI)
-   Kantor Asosiasi Kontraktor Jalan dan Jembatan Indonesia (AKJI)
-   Kantor Asosiasi Kontraktor Sumber Daya Air Indonesia (AKSDAI)
-   Kantor Asosiasi Kontraktor Konstruksi Indonesia (AKSINDO)
-   Kantor Asosiasi Pengusaha Kontraktor Seluruh Indonesia (APAKSINDO)
-    Kantor Asosiasi Perusahaan Pengelola Alat Berat/Alat Konstruksi Indonesia (APPAKSI).
-    Kantor  Asosiasi  Pengusaha Konstruksi Nasional Indonesia (ASPEKINDO).
-   Kantor  Asosiasi Pelaksana Konstruksi Nasional (ASPEKNAS)
-   Kantor  Gabungan Perusahaan Kontraktor Nasional (GABPEKNAS).
-   Kantor Gabungan Kontraktor Indonesia (GAKINDO)
-   Kantor Gabungan Perusahaan Kontraktor Air Indonesia (GAPKAINDO)
-    Kantor  Gabungan Pengusaha Kontraktor Nasional Indonesia (GAPEKNAS)
-    Kantor Gabungan Perusahaan Konstruksi Nasional Indonesia (GAPEKSINDO)
-   Kantor  Gabungan Pengusaha Kontraktor Indonesia (GAPKINDO)
-   Kantor  Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (GAPENSI)
-    Kantor Gabungan Perusahaan Nasional Rancang Bangun Indonesia  (GAPENRI)
-   Kantor Persatuan konsultan Indonesia (PERKINDO)
-   Kantor Ikatan Konsultan Indonesia (INKINDO)

Hasil pengumpulan data-data tersebut diatas, diolah dan dianalisis dalam SIM database Pusbin Sumber Daya Investasi, menghasilkan output informasi dalam bentuk numerik dan peta, antara lain :

a.     Peta kebutuhan material dan peralatan konstruksi untuk mendukung investasi infrastruktur dalam negeri.

b.     Peta potensi material dan peralatan konstruksi nasional ( material alami, dan keberadaan pabrik peralatan).

c.      Peta ketersediaan material dan peralatan konstruksi nasional (material olahan, peralatan milik perusahaan jasa konstruksi, dan peralatan milik perusahaan leasing)

d.     Peta potensi produsen material dan peralatan konstruksi dalam negeri.

e.     Peta potensi pasar konstruksi dalam negeri dan persebarannya.



                                                

1 komentar:

  1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus